Senin, 03 Oktober 2011

RESUME SIT PERT. 4

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
•Kompetisi antar perusahaan menyebabkan banyak perusahaan mencari cara agar dapat bertahan dan berkembang.
•Salah satu yang digunakan adalah memproduksi barang dengan cara yang efisien, yaitu dengan menggunakan strategi manajemen supply chain (SCM)

Konsep supply chain

•Adalah suatu sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dsb bisa dikurangi atau tidak terjadi.
•Merupakan konsep baru dalam masalah logistik.

•Konsep lama logistik, yaitu sebagai persoalan intern perusahaan dan pemecahannya diutamakan pada pemecahan intern perusahaan.
•Konsep baru logistik, yaitu dilihat sebagai masalah yang lebih luas sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, sehingga merupakan mata rantai penyediaan barang

Definisi SCM

1.Fortune Magazine (1994),
SCM dianggap sama dengan distribusi, sama dengan logistik. Yaitu proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen, dan produk ke pelanggan dalam jumlah, lokasi , dan waktu yang tepat sehingga dapat bersaing dalam harga dan kualitas.

2. Martin (1998),
SCM adalah jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggannya.

3. Stanford Supply Chain Forum (1999),
SCM berhubungan erat dengan aliran manajemen material, informasi, dan finansial dalam suatu jaringan yng terdiri dari supplier, perusahaan, distributor, dan pelanggan.
4. Simchi-Levi, et al. (2000),
SCM merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, perusahaan, gudang (warehouse), dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas, lokasi, dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan.

Tujuan SCM
•Adalah untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan, tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan.

SCM yang efektif adalah :
•Hemat waktu dan efisien untuk semua kegiatan.
•Hemat biaya produksi, penyimpanan, dan pengadaan.
•Komunikasi global secara cepat dan tepat.
•Distribusi global yang efektif untuk barang dan jasa.

Keuntungan SCM
•Mengurangi inventory barang, sehingga biaya dapat lebih ditekan.
•Menjamin kelancaran penyediaan barang, mulai asal barang (barang pembuat), supplier, perusahaan, distributor, sampai konsumen terakhir.
•Menjamin kualitas, dimana kualitas barang jadi tidak hanya ditentukan pada proses produksi tapi juga ditentukan kualitas bahan mentahnya serta kualitas keamanan dalam pengirimannya.

Berbisnis dengan SCM
•Berkembangnya permintaan konsumen untuk sebuah pelayanan yang lebih baik, serta produk yang berkualitas, membuat perusahaan harus mengatur kembali bisnisnya sehingga dapat tetap bertahan ditengah persaingan global.
•SCM merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memenuhi hal itu tanpa harus menimbulkan biaya sehubungan dengan kegiatan ECR (Efficient Consumer Response)

ECR :
•Adalah sebuah strategi yang bertujuan untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pada jalur distribusi dan membuatnya semakin tanggap terhadap permintaan konsumen.

Komponen dasar SCM
•Supplier, yaitu perusahaan yang menyediakan bahan pertama yang berupa bahan baku, bahan penolong, bahan dagangan, suku cadang, dsb.
•Manufacturer (plants, assembler, fabricator), yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, atau menyelesaikan barang (finishing)
•Distributor (wholesaler), yaitu perusahaan yang menerima hasil produk dari manufacturer sebelum disalurkan lagi ke pengecer.
•Retailer (pengecer), yaitu perusahaan yang menerima produk dari distributor dan langsung menjualnya kepada pelanggan.
•Customers (pelanggan), yaitu para pembeli atau pengguna barang dimana merupakan pembeli akhir yang melakukan pembelian.

Aktivitas dalam SCM
•Chain 1 : Supplier
Jaringan logistik (logistics network) bermula dari sini.
•Chain 1 - 2 : Supplier -> Manufacturer
Jaringan ini mempunyai potensi untuk melakukan penghematan, misal inventory dan biaya gudang.
•Chain 1-2-3 : Supplier -> Manufacturer -> Distributor
Barang dari manufacturer disalurkan ke pelanggan dengan melalui distributor.
•Chain 1-2-3-4 : Supplier -> Manufacturer -> Distributor -> Retailer
Barang dari distributor disalurkan lagi dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer. Pada tahap ini juga potensi penghematan dalam inventory dan biaya gudang
•Chain 1-2-3-4 : Supplier -> Manufacturer -> Distributor -> Retailer -> Customers
Barang yang diletakkan di outlets oleh retailer ditawarkan langsung kepada pelanggan atau pengguna barang tersebut. Mata rantai supply chain betul-betul berhenti pada tahap ini.

Keputusan dalam SCM
•Sifat pergerakan supply chain berbeda untuk berbagai jenis inventory. Sehingga hal ini menyebabkan perbedaan panjang pendeknya supply chain, dimana hal ini akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil dalam SCM.
•Misal, keputusan untuk jenis bahan baku akan membutuhkan analisis yang lebih panjang dibanding jenis inventory yang lain.

Beberapa jenis inventory :
•Bahan baku (raw material)
•Barang setengah jadi (semi finished product)
•Barang jadi (finished product)
•Material dan suku cadang (MRO = Materials for maintenance, repair, and operation)
•Barang komoditas (commodity)
•Barang proyek (material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu)

Analisis terhadap SCM
•Adanya perkembangan permintaan pasar, dimana konsumen mempunyai pilihan yang lebih banyak dan keputusan terhadap brand pilihannya sendiri, serta retailers juga mempunyai kekuasaan untuk menjual dan memajang produk yang dipilihnya sendiri berdasarkan kehendak pelanggan, maka perlu dilakukan analisis bagaimana cara mengoptimalkan supply chain sehingga mencapai manfaat yang optimal.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam analisis SCM:
•Adanya tuntutan pelanggan yang terus berkembang (customer oriented)
•Adanya kekuasaan retailer yang semakin besar.
•Perlunya membangun teknologi informasi yang terbuka, cepat, dan akurat mengenai hal-hal yang menyangkut penyediaan barang.
•Perlunya membangun kepercayaan diantara pelaku supply.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar